Mandi wajib setelah haid merupakan kewajiban bagi setiap muslimah untuk kembali dalam keadaan suci setelah mengalami masa menstruasi. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan hadas besar dan memungkinkan perempuan untuk kembali melaksanakan ibadah seperti shalat dan membaca Al-Qur’an. Berbeda dengan mandi biasa, mandi wajib memiliki tata cara khusus yang harus diperhatikan.
Rukun Mandi Wajib
Menurut Imam An-Nawawi Al-Bantani dalam kitab Sullamul Munajat, terdapat dua rukun utama dalam mandi wajib, yaitu:
1. Niat
Niat merupakan bagian yang sangat penting dalam mandi wajib. Niat harus diucapkan dalam hati saat pertama kali mengguyurkan air ke tubuh. Lafal niat yang disarankan adalah:
“Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari lillahi ta’ala”
(Aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar karena Allah Ta’ala).
Mengucapkan niat secara lisan diperbolehkan untuk membantu hati lebih khusyuk dan yakin, tetapi yang utama adalah niat dalam hati.
2. Meratakan Air ke Seluruh Tubuh
Air harus mengalir dan membasahi seluruh bagian tubuh secara menyeluruh, termasuk kulit dan rambut. Jika ada bagian tubuh yang tidak terkena air, maka mandi wajib dianggap tidak sah dan harus diulang.
Tata Cara Mandi Wajib yang Benar
Agar mandi wajib setelah haid sah dan sempurna, berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:
1. Membaca niat dalam hati saat mengguyurkan air pertama kali ke badan.
2. Membasuh tangan hingga tiga kali untuk memastikan kebersihan sebelum memulai mandi.
3. Membersihkan area tubuh yang tersembunyi, termasuk bagian kewanitaan dengan lembut agar tetap higienis.
4. Berwudhu seperti wudhu sebelum shalat agar lebih sempurna.
5. Menyiram kepala sebanyak tiga kali hingga air benar-benar meresap ke kulit kepala dan rambut.
6. Meratakan air ke seluruh tubuh tanpa ada bagian yang tertinggal.
7. Menggosok bagian tubuh dengan tangan untuk memastikan air menyentuh seluruh permukaan kulit.
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Mandi Wajib
Beberapa hal yang sering luput dari perhatian dalam mandi wajib antara lain:
- Niat harus dilakukan bersamaan dengan basuhan pertama. Jika niat dilakukan setelah pembasuhan, maka mandi wajib dianggap tidak sah.
- Tidak cukup hanya berniat ‘mandi’ saja, tetapi harus diniatkan untuk menghilangkan hadas besar.
- Memastikan seluruh bagian tubuh terkena air, termasuk bagian lipatan kulit, rambut, dan kuku.
Mandi wajib setelah haid adalah ibadah yang penting bagi setiap muslimah agar dapat kembali melaksanakan kewajiban agama dengan kondisi suci. Dengan memahami niat, tata cara, dan hal-hal yang perlu diperhatikan, diharapkan mandi wajib yang dilakukan menjadi sah dan sempurna sesuai dengan ajaran Islam.
Sumber: https://islam.nu.or.id/syariah/niat-mandi-wajib-setelah-haid-dan-tata-caranya-4Mfn9